Ujian di Awal Ramadhan

Tidak semua yang kamu rasa kamu miliki akan tetap berakhir menjadi milikmu. Itulah sebuah pelajaran yang aku petik baru-baru ini. Ramadhan ini, aku rasa cukup berat. Bukan karena aku tidak dapat menahan lapar atau haus, tapi karena kurang dapat menahan ujian yang lain.

Semua bermula kurang lebih seminggu sebelum Ramadhan tiba, pada awalnya kehidupanku baik-baik saja dan bahkan cenderung menyenangkan. Seperti yang aku tulis di sebuah pos yang lalu, aku mendapatkan pekerjaan baru yang cukup menjadi bekal untukku melanjutkan perjalanan hidupku ke jenjang selanjutnya. Ya, awalnya semua terasa begitu menyenangkan dan aku begitu bersemangat. Namun, di sinilah Allaah mulai memainkan dadu-Nya dan memberikan ujian yang begitu mengguncangkan. Beberapa aspek di dalam hidupku yang penting mulai runtuh dan meninggalkanku satu per satu. Dari orang-orang yang dicintai hingga orang yang sudah aku anggap seperti sahabat sendiri (ini mungkin pengakuan sepihak sih). Pada akhirnya, aku tidak mendapatkan apa-apa dan hanya kekecewaan yang mendalam yang aku dapatkan.

Berminggu-minggu waktu yang aku siakan karena permasalahan-permasalahan ini. Aku terlalu memikirkan semua permasalahan ini hingga tubuhku serasa tidak ingin merawat dirinya sendiri karena terlalu fokus kepada permasalahan.

Sampai detik ini sebenarnya aku masih mempertanyakan banyak hal, kenapa mereka tiba-tiba meninggalkanku? Apa karena aku annoying? Atau aku terlalu kaku? Atau karena kesalahanku yang lain? Kalau saja ada orang yang mau mengatakan apa sebenarnya yang menjadi masalah dia denganku secara terang-terangan, sebisa mungkin aku akan mengubahnya.

————————————————-

Bila menilik kepada kejadian awal Ramadhan ini, sungguh aku ingin berbagi kepadamu suatu hal. Sebuah pelajaran yang bukan hanya berlaku untukmu, tapi untukku juga. Dalam keadaan apapun, dan ketika hendak memulai apapun, selalu ingatlah hal-hal ini:

  1. Allaah selalu menjadikan setiap peristiwa, bahkan takdirmu yang mungkin kamu anggap menyesakkan dada ini sebagai ujian. Lihatlah bagaimana Dia mengingatkanmu dalam Surah Al Mulk ayat 2, lalu Surah Al Baqarah ayat 155.
  2. Ingatlah bahwa kamu tidak memiliki apa-apa di bumi ini, semuanya hanya titipan. Kapanpun Dia ingin mengambilnya, maka itu hal yang mudah bagi-Nya. Lihatlah bagaimana Dia mengingatkanmu mengenai konsep itu di akhir Surah Al Baqarah ayat 156.
  3. Kesabaran akan dibalas dengan kebaikan dan keberuntungan. Bukan hanya 1 kebaikan, namun dua kebaikan pada setiap kesulitan yang diberikan kepadamu. Lihatlah bagaimana indahnya Dia memberitahukan kepadamu di Surah Al Insyirah ayat 5-6 serta Al Baqarah ayat 156.
  4. Dengan ujian kehilangan banyak hal yang kamu cintai, maka sesungguhnya itu tanda sayangnya kepadamu. Dia tidak ingin kamu berpaling dari-Nya. Karena begitulah cara-Nya menunjukkan kasih sayangnya untukmu, untuk hamba yang Allaah sayang. Lihatlah bagaimana Dia mengingatkanmu dalam Surah Ali Imran ayat 92 mengenai pahala yang besar saat kamu mengikhlaskan sesuatu yang kamu cintai.
  5. Allaah lebih mengetahui mana yang baik bagimu dan mana yang kurang baik bagimu, dan Allaah kuatkan itu dalam potongan ayat terakhir dalam surah Al Baqarah ayat 216 mengenai hal tersebut.
  6. Janganlah berkecil hati, ujian yang diberikan kepadamu itu belum seberapa, mungkin bagimu itu adalah perkara yang besar. Namun cobalah lihat kepada yang lain, masalahmu itu hanyalah masalah kecil dan tidak ada apa-apanya. Allaah juga mengingatkan dalam Surah Al Baqarah ayat 214 bahwa sebelum kita terdapat suatu ummat yang diuji Allaah hingga Nabi dan orang-orang beriman di antaranya merasa payah dan berdo’a dan menanyakan “Kapan (datangnya) pertolongan Allaah?”. Bisa dibayangkan betapa beratnya ujian hingga manusia sekelas Nabi pun sudah mulai kekurangan rasa sabar dan menanyakan hal tersebut.

Bila kamu mempunyai masukan untukku mengenai hikmah dalam kejadian yang mengharuskan untuk melapangkan dada dalam setiap urusan, beritahukan kepadaku. Akan sangat berbahagia bila aku mempunyai saudara yang saling mengingatkan di dalam jalan dakwah dan Islam. 🙂

Published by

Ahmad Saifuddien

Aphantasia absurd.

Leave a comment